Jumat, 04 Desember 2015

Macam-macam Analisis Data

Analisis Data
1.      Pengertian Analisis Data
Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sementara perolehan data seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian. Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian, karena kekeliruan memilih analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi atau interpretasi. Jenis data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung dari bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan.
Analisa data berasal dari gabungan dari dua buah kata yaitu “analisis” dan “data”. Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalah besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia (Suharto dan Iryanto, 1996), analisa yaitu uraian, kupasan dan data yaitu fakta atau fenomena yang sifatnya mentah belum dianalisis, seperti angka, nama dan sebagainya. Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.
Moleong (2007) dalam http://ardhana12.wordpress.com/ mendefinisikan analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.
a.       Dari definisi tersebut diatas, analisa data dapat diartikan sebagai berikut :
Membandingkan dua hal atau nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau rasionya, kemudian diambil kesimpulannya
( X – Y) = selisih, X / Y = rasio
b.      Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat :
1)      Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrim)
2)      Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya (dengan menggunakan angka selisih atau angka rasio)
3)      Membandingkan salah satu atau beberapa kkomponen dengan keseluruhan (secara persentase)
c.       Memperkirakan atau besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan /meramalkan kejadian lainnya.
2.      Konsep Dasar Analisis Data.
Menurut Patton (1980) dalam Lexy J. Moleong (2002) dalam http://ardhana12.wordpress.com/ menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor (1975) dalam http://ardhana12.wordpress.com/ mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapat kita garis bawahi bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data, peneliti juga masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang kemungkinan ditemukan.
Penelitian diadakan dengan satu tujuan pokok, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena social atau alami tertentu. Untuk mencapai tujuan pokok ini peneliti merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data membuat analisa dan interpretasi. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data biasanya menggunakan statistik yang dapat menyederhanakan data penelitian yang sangat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Setelah data dianalisa dan informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.
Secara umum penelitian dibagi menjadi 2 macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data-data berupa angka-angka yang kemudian dianalisis sedemikian rupa menggunakan rumus-rumus tertentu secara eksakta. Penelitian kuantitatif menggunakan logika deduktif verifikatif. Pada penelitian konvensional yang menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, prosesnya berlangsung linear. Bermula dari perumusan masalah, kemudian perumusan hipotesis, penyusunan alat pengukuran, selanjutnya kegiatan pengumpulan data, baru kemudian dilakukan analisis data dan akhirnya penulisan laporan penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan logika induktif abstraktif, suatu logika yang bertitik tolak dari “khusus ke umum”, bukan menggunakan data-data berupa angka-angka tetapi merupakan data yang diperoleh dari pendapat setiap orang tentang masalah yang sedang ditelitinya. Dalam analisa data kualitatif bukan berarti tidak bias menggunakan data-data kuantitatif yang berupa angka-angka. Data-data kuantitatif dapat digunakan dalam mengembangkan analisis data kualitatif, namun hanya pada batas-batas tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam analisis kualitatif.
Macam-macam analisis data adalah sebagai berikut :
a.      Analisa Kuantitatif
Analisa yang menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana alat yang digunakan berupa model-model (ex. Matematika) dengan hasil yang disajikan berupa angka-angka yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.
b.      Analisa Kualitatif
Analisa Kualitatif terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
Kegiatan analisis data dalam penelitian memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:
a.       Data dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah penelitian
b.      Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian
c.       Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian
        d.      Bahan untuk membuat keseimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran yang berguna
              untuk kebijakan penelitian selanjutnya.
  •  Analisis Data Kualitatif
Menurut Miles (1992) dalam http://aflahchintya23.wordpress.com/ analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a.     Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah peneliti di lapangan, sampai laporan tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data sehingga kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasi dengan berbagai cara; seleksi, ringkasan, penggolongan, dan bahkan ke dalam angka-angka.
b.    Penyajian Data
Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. Data dan informasi yang sudah diperoleh di lapangan dimasukkan ke dalam suatu matriks. Penyajian data dapat meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
c.     Verifikasi dan Kesimpulan
Begitu matriks terisi, maka kesimpulan awal dapat dilakukan. Sekumpulan informasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, prinsip pokok teknik analisanya ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam 5 langkah, yaitu:
1)    Mengorganisasi data :
Cara ini dilakukan dengan membaca berulangkali data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai
2)    Membuat kategori, menentukan tema dan pola :
langkah kedua ialah menentukan kategori yang merupakan proses cukup rumit karena peneliti harus mampu mengelompokkan data yang ada ke dalam suatu kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas.
3)    Menguji hipotesa yang muncul denagn menggunakan data yang ada:
setelah proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data yang tersedia.
4)    Mencari eksplanasi alternatif data :
proses berikutnya ialah peneliti memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut.
5)    Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa, dan kalimat serta pengertian secara tepat yang akan digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya. 
Menurut Sanapiah (1990) dalam Bungin (2006), model lainnya untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan:
a.    Analisa domain
Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai doamain tertentu atau kategori-kategori konseptual. Contoh: domain dalam dunia seni mencakup: seni lukis, seni tari, seni ukir dan desain komunikasi visual.
b.    Analisa taksonomi
Analisa taksonomi didasarkan pada fokus terhadap salah satu domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal /elemen yang sama.
c.     Analisa komponensial
Analisa komponensial menekankan pada kontras antar elemen dalam suatu domain; hanya karakteristik-karakteristik yang berbeda saja yang dicari.
d.    Analisa tema kultural
Cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar/utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada dasarnya merupakan sesuatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena itu peneliti dalammenganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic approach).
e.     Analisa komparasi konstan (Grounded Theory Research). 
Cara melakukan analisa komparasi konstan adalah sebagai berikut:
1)      Mengumpulkan data untuk menyusun/menemukan suatu teori baru.
2)      Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau ciri dari data yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umun.
3)      Membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian mengujinya dengan bagian data yang lain.
4)      Didasarkan dari akumulasi data yang telah dihipotesakan, peneliti mengembangkan suatu teori baru.
  •       Analisis Data Kuantitatif
Secara sederhana, pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat. Jika Anda meramalkan cuaca mendasarkan pada pengalaman, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Namun jika, ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara untuk mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif.
Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu dan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi matematika adalah untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur 50 kursi dengan ukuran tertentu ke dalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula. Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur kursi; apakah 5 baris kali 10 lajur, atau sebaliknya, semuanya tergantung ukuran ruangan yang ada.
Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam pengambilan keputusan.
a.    Proses Analisis Kuantitatif
Secara umum, semua metode kuantitatif akan mengkonversikan data mentah menjadi informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.


Referensi: http://racanastkipta1304.blogspot.co.id/2013/11/tugas-makalah-teknikpengumpulan-data.html

Contoh Jurnal Manufaktur

SIMULASI SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ABSTRAK
Proses produksi merupakan fungsi pokok dari suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat merencanakan dan mengendalikan proses produksi tersebut. Salah satu hal yang sering terjadi akibat tidak adanya perencanaan dan pengendalian produksi adalah pemborosan.Penelitian ini menggunakan teknik pengembangan system prototype, metode yang digunakan dalam penulisannya system MRP II (Manufacturing Resource Planning, dalam menentukan jumlah peramalan penjualan menggunakan Model Rata-rata Bergerak (Moving Averages Model).
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses produksi harus dipandang suatu perbaikan terus menerus, yang diawali sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen.
Bagian produksi harus meningkatkan efisiensi dari proses dan kualitas produk, agar diperoleh produk-produk berkualitas sesuai dengan desain yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pasar, dengan biaya serendah mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan menghilangkan pemborosan yang terjadi dalam proses produksi itu, melalui perencanaan dan pengendalian proses produksi. Keberhasilan perencanaan dan pengendalian produksi membutuhkan perencanaan kapasitas yang efektif, agar mampu memenuhi jadwal produksi yang ditetapkan. Kekurangan kapasitas akan menyebabkan kegagalan memenuhi target produksi, keterlambatan pengiriman ke pelanggan, dan kehilangan kepercayaan dalam sistem formal yang mengakibatkan reputasi dari perusahaan akan menurun atau hilang sama sekali.
Pada sisi lain, kelebihan kapasitas akan mengakibatkan tingkat utilisasi sumber-sumber daya yang rendah, biaya meningkat, harga produk menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa pasar, penurunan keuntungan, dan lain-lain. Dengan demikian,
54
kekurangan kapasitas maupun kelebihan kapasitas akan memberikan dampak negatif bagi sistem produksi, sehingga perencanaan kapasitas yang efektif adalah menyediakan kapasitas sesuai dengan kebutuhan pada waktu yang tepat.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan pokok yang dihadapi oleh perusahaan khususnya pada bagian produksi adalah :
1. Dalam memproses bahan mentah menjadi suatu produk, sering terjadi kekurangan maupun kelebihan kapasitas produk.
2. Dalam hal pengeluaran biaya produksi, sering terjadi pemborosan akibat tidak adanya satuan yang pasti dalam memproduksi suatu produk.
3. Tidak ada kesesuaian anatara penyedian kapasitas dengan kesesuaian kebutuhan pada waktu yang tepat.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Merancang suatu simulasi perencanaan dan pengendalian produksi, sesuai dengan metode tertentu. Yang kemudian dapat mengurangi pemborosan produksi.
2. Mempercepat proses analisis kebutuhan informasi dalam menentukan tingkat kebutuhan produksi.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah ini bertujuan untuk memudahkan dalam penyusunan dan supaya masalah yang di bahas lebih jelas dan terarah dan mencapai tujuan atau sasaran yang di harapkan maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Simulasi perencanaan dan pengendalian produksi ini hanya berlaku pada perusahaan manufaktur yang bersifat Constant Level, yaitu perusahaan manufaktur yang apabila dilihat dari waktu kegiatan produksinya cenderung tetap.
2. Pembahasan perencanaan dan pengendalian produksi hanya berada pada manajemen tingkat atas (top managemen), sehingga tidak diuraikan pada tingkat operasionalnya.
3. Metode yang digunakan dalam menentukan perencanaan dan pengendalian produksi ini, adalah Manufacturing Resource Planning (MRP II).
4. Untuk melakukan perencanaan produksi tersebut membutuhkan data-data sebagai berikut :
a. Data Aktual Permintaan, yaitu data-data permintaan
54
pada periode tahun sebelumnya, yang dikelompokan dalam periode bulanan.
b. Data Ramalan Permintaan tahun berikutnya, untuk menghasilkan data ramalan permintaan tahun berikutnya, digunakan suatu model peramalan yaitu Model Rata-rata Bergerak (Moving Averages Model).
c. Data Pesanan (Order), data-data pesanan pada tahun sebelumnya merupakan masukan yang berupa tetap (input).
d. Data Inventori, data-data inventori pada tahun sebelumnya juga merupakan masukan yang berupa tetap (input).
5. Variabel bebas yang digunakan adalah periode (n) dalam menentukan perhitungan peramalan Permintaan.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Simulasi.
Menurut Thomas J. Kakiay, dalam bukunya “Pengantar Sistem Simulasi” Menyatakan bahwa Simulasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian computer untuk mendapatkan solusinya.
Keuntungan-keuntungan yang terdapat dalam simulasi, diantaranya :
a. Compress Time (Menghemat Waktu).
Kemampuan didalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari pekerjaan yang bila dikerjakan akan memakan waktu yang panjang, tetapi kemudian dapat disimulasikan hanya dalam waktu yang singkat.
b. Expand Time (Dapat Melebar luaskan Waktu).
Hal ini terlihat terutama dalam dunia statistic dimana hasil yang diinginkan dapat tersaji dengan cepat.Simulasi dapat digunakan untuk menunjukan perubahan struktur dari suatu sistem nyata (real sistem), yang sebenarnya tidak dapat diteliti pada waktu yang seharusnya (real time).
c. Stop Simulation and Restart (Dapat dihentikan dan dijalankan kembali).
Simulasi computer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan ataupun pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk terhadap program simulasi tersebut.
Secara umum, simulasi terdapat langkah-langkah yang harus dicapai secara berurutan.Langkah-langkah
54
tersebut seperti gambar dibawah ini.
54
Gambar 2.1.Langkah-langkah simulasi secara sistematis.
[Sumber :Pengantar Sistem Simulasi, Thomas J. Kakiay, 2004]
2.2 Pengertian Sistem
Informasi
Terdapat dua kelompok
pendekatan di dalam
mendefinisikan sistem yaitu
yang menekankan pada
prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen
atau elemennya. Pendekatan
sistem yang lebih menekankan
pada prosedur didefinisikan
oleh Jogianto HM sebagai
berikut :“ Suatu sistem adalah
suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu ”.
Jogianto (1999:8)
Informasi ibarat darah
yang mengalir di dalam tubuh
suatu organisasi, sehingga
informasi ini sangat penting di
dalam suatu organisasi. Suatu
system yang kurang
mendapatkan informasi akan
menjadi luruh, kerdil dan
akhirnya berakhir. Apakah
sebenarnya informasi itu,
sehingga sangat penting artinya
bagi suatu sistem. Informasi (
information) seperti telah
didefinisikan oleh Jogianto HM
sebagai berikut : “ Informasi
adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi
54
yang menerimanya “. Jogianto(1999:8)
Sumber dari informasi adalah data.Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan-kesatuan nyata.
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam pengambilan keputusan.Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information system) atau di sebut juga dengan processing sistem atau information processing system atau information-generating system. Pengertian Sistem informasi seperti telah didefinisikan oleh Jogianto HM sebagai berikut :“ Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan “.
2.3 Pengertian Produksi dan Manufaktur.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa : “ Produksi adalah proses mengeluarkan hasil.” Dapat penulis uraikan, bahwa definisi produksi adalah suatu proses dimana terdapat kegiatan pengolahan bahan mentah (input), dengan serangkaian tahapan-tahapan untuk menghasilkan produk (output), yang lebih bernilai maknanya. Sedang pengertian dari produk itu sendiri adalah hasil akhir dari proses pengolahan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu : “ Produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambahkan gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.“Sistem produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen structural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen structural yang membangun sistem produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk
54
(barang dan/ atau jasa)
berkualitas yang dapat
dijual dengan harga
kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa
proses transformasi nilai
tambah input menjadi
output secara efektif dan
efisien.
4. Mempunyai mekanisme
yang mengendalikan
pengoperasiannya, berupa
optimalisasi pengalokasian
sumber-sumber daya.
Secara skematis
sederhana, sistem produksi
dapat digambarkan seperti
dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.2. Skema Sistem Produksi
[Sumber :Pengantar Ekonomi Perusahaan, Drs. Sudarsono, Jakarta 2002]
Pengertian manufaktur
tidak berbeda jauh dengan
pengertian prodiksi diatas, yang
membedakan kedua kalau
produksi ditekankan pada
proses pengolahan dari barang
mentah menjadi barang jadi.
Sedangkan manufaktur
ditekankan pada kelompok
perusahaan yang mengolah dari
bahan baku menjadi barang
jadi. Seperti disebutkan dalam
Buku Besar Bahasa Indonesia,
bahwa manufaktur adalah :
“manufaktur adalah proses
produksi yang mengubah
bentuk barangbarang“.
Oliver Wight dan Goerge
Plossl, konsultan, diakui
mengembangkan konsep MRP
(Manufaktur Resource
Planning) di luar area
manufaktur sehingga dapat
meliputi seluruh
perusahaan.Hasilnya disebut
MRP II, dan kepanjangan
54
huruf-huruf tersebut telah diubah menjadi Manufakturing Resource Plannning.
Sistem MRP II mengintegrasikan semua proses didalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II juga berhubungan dengan subsistem lain yang mendukung pada proses produksi sebuah produk, MRP II dapat menyediakan informasi bagi sistem informasi eksekutif dan bagi system informasi fungsional lain.
Konsep dari sistem Manufacturing Resource Planning (MRP II), adalah sebuah system yang mengintegrasikan semua system-sistem yang berhubungan dengan proses manufaktur pada sebuah perusahaan. System-sistem tersebut terintegrasi melalui jaringan kerja atau kebutuhan dari semua bagian-bagian dalam suatu perusahaan tersebut pada sebuah data yang dihasilkan oleh bagian-bagian tersebut. Mulai dari jenis produk apa yang dibutuhkan oleh pasar (konsumen), berapa peramalan permintaannya, perencanaan produksinya, kebutuhan akan materialnya, sampai proses administrasi dari sebuah perusahaan. System MRP II juga merencanakan system akuntansi dan keuangan, yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya proses produksi pada sebuah perusahaan. Untuk lebih memahami dari system Manufacturing Resource Planning (MRP II), dibawah ini akan digambarkan struktur dari system tersebut.
54
Gambar 2.3.Sistem Manufacturing Resource Planning (MRP II).
[Sumber :Production Planning and Inventory Control berdasarkan
pendekatan
sistem terintegrasi MRP II & JIT menuju manufacturing 21, Dr. Vincent
Gaspensz, D.Sc. Jakarta, 2001]
54
2.4 Pengertian Peramalan.
Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk tersebut dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variable peramal, sering berdasarkan data deret waktu histories. Peramalan dapat menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal. Penentuan horizon waktu peramalan akan tergantung pada situasi dan kondisi actual dari masing-masing industri manufaktur serta tujuan dari peramalan itu sendiri. Bagaimanapun juga, peramal (forecaster) harus memilih interval ramalan (forecast interval) atau bagaimana seringnya mengembangkan suatu ramalan. Alternatif yang umum dipilih adalah menggunakan interval waktu : harian, mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Disamping itu, peramal harus memilih banyaknya periode dimasa mendatang yang akan diramalkan.
Dalam system peramalan berlaku aturan bahwa semakin jauh periode dimasa mendatang yang diramalkan, dengan asumsi factor-faktor lain tetap, hasil ramalan akan semakin kurang akurat. Dengan demikian, semakin pangjang horizon waktu peramalan, hasil-hasil ramalan akan semakin kurang akurat. Dalam industri manufaktur, pemilihan interval waktu mingguan dimaksudkan untuk peramalan jangka pendek (short-range forecast), sedangkan interval waktu bulanan untuk peramalan jangka menengah (mid-range forecast), dan interval waktu triwulan untuk peramalan jangka panjang (long-range forecast).
Model rata-rata bergerak merupakan model ekstrapolasi yang berdasarkan pada sejumlah data aktual. Model ini akan efektif apabila pola data tidak menunjukan kecenderungan (trend) dari waktu ke waktu serta dapat diasumsikan bahwa permintaan pasar akan relatif stabil. Pada umumnya dipergunakan dalam periode peramalan yang singkat
Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan dimasa yang akan dating. Metode Rata-rata Bergerak akan efektif diterapkan apabila kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil sepanjang waktu. Metode rata-rata bergerak menggunakan formula sebagai berikut :
54
Sumber :Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekatan
sistem terintegrasi MRP II & JIT menuju manufacturing 21, Dr. Vincent
Gaspensz, D.Sc, CIQA, CFPIM.
3 OBJEK DAN METODE
PENELITIAN
Permintaan kebutuhan
bahan baku yang sulit
diprediksikan pada suatu
perusahaan manufaktur
merupakan salah satu factor
penting yang harus dicarikan
solusinya pada suatu siklus
produksi. Metodologi yang
mendukung itu salah satunya
adalah prototype, yaitu
memberikan satu pola solusi
untuk masalah peramalan
bahan baku.
Metodologi prototype memiliki
siklus sebagai berikut
Gambar 3,1. Siklus Metode
Prototype.
4. HASIL PENELITIAN
Perancangan sistem
merupakan bagian dari
metodologi penbangunan suatu
perangkat lunak yang
dilakukan setelah melalui
tahapan analisis, perancangan
dimaksudkan untuk
memberikan gambaran secara
terinci bangimana suatu
aplikasi yang akan dibangun.
Pada tahap perancangan sistem
ini pula, sebagai lanjutan dari
analisis sistem, dimana pada
saat perancangan digambarkan
pancangan sistem yang akan
dibangun sebelum
dilakukannya pengkodean
kedalam suatu bahasa
pemograman. Dalam
perancangan suatu sistem tidak
lepas dari hasil analisa sistem
karena dari hasil analisa baru
dapat dibuat suatu rancangan
sistem.
Pada tahap perancangan
sistem Simulasi Sistem
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi pada Perusahaan
Manufaktur ini, akan dilakukan
penggambaran tampilantampilan
yang akan dibangun.
Tampilan tersebut berupa
54
:tampilan input, tampilan proses dan tampilan Output. Output merupakan tampilan hasil pengolahan data yang dimasukan kedalam suatu sistem dan dilakukan suatu proses sesuai dengan algoritma yang telah ditentukan. Dalam hal ini output berupa file yang ber- extention doc, tentunya diperlukan suatu software tambahan berupa Ms Word.
Dalam perancangan sistem Simulasi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Perusahaan Manufaktur akan dibagi menjadi beberapa bagian-bagian yang digunakan untuk menyelesaikan fungsi dari program simulasi perencanaan produksi tersebut. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perancangan Input Data Aktual Permintaan.
2. Perancangan Input Data Pesanan (Order).
3.Perancangan Input Data Inventori.
4.Perancangan Hitung Peramalan.
5. Perancangan Tracking Signal.
6. Perancangan Rencana Produksi.
7. Perancangan Grafik
7.1. Perancangan Grafik Aktual Permintaan.
7.2. Perancangan Grafik Forecast.
7.3. Perancangan Grafik Tracking Signal.
8. Perancangan Proses Export.
9. Perancangan Output dalam bentuk MS Word.
10. Perancangan Fasilitas Wizard.
10.1. Perancangan Wizard Pembuka.
10.2. Perancangan Wizard Input Data Aktual.
10.3. Perancangan Wizard Hitung Peramalan.
10.4. Perancangan Wizard Tracking Signal.
10.5. Perancangan Wizard Input Data Pesanan (Order).
10.6. Perancangan Wizard Input Data Inventori.
10.7. Perancangan Wizard Rencana Produksi.
10.8. Perancangan Wizard Export Data.
Secara umum, bentuk tampilan untuk memasukkan data adalah sebagai berikut :
54
Gambar 4.1.Perancangan Pemasukkan Data.
Pada perancangan
tersebut, terdapat kotak input
untuk data sistem yang
dimasukan melalui keyboard.
Pada bagian bawah Form
tersebut terdapat 3 (tiga)
tombol yang memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Simpan, tombol simpan
mempunyai fungsi sebagai
perintah untuk memasukan
data-data yang terdapat pada
kotak input, kedalam sistem
aplikasi.
2. Edit, tombol edit
mempunyai fungsi sebagai
perintah untuk menampilkan
data kembali yang telah
disimpan sebelumnya. Yang
selanjutnya digunakan
apabila terdapat kesalahan
dalam memasukan atau
mengetik data sistem.
3. Keluar, tombol keluar
memiliki fungsi sebagai
perintah untuk menutup
tampilan form tersebut.
Segabai tanda bahwa proses
memasukan data system
kedalam sistem aplikasi
telah selesai dilakukan.
Setelah mengetahui Data
Aktual Permintaan, sistem
sudah dapat melakukan
perhitungan Peramalan
Permintaan dengan model
Permintaan Model Rata-rata
bergerak (Moving Averages
Model).
Setelah Tabel hasil
perhitungan peramalan dengan
periode (n) tersebut Handal,
artinya sistem telah
54
menemukan data peramalan
yang selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan
perhitungan Rencana Produksi.
Data-data tersebut
dikumpulkan dan disusun
kedalam sebuah Table Rencana
Produksi yang telah disediakan
oleh sistem.Data Rencana
Produksi tersebut berlaku
dalam satu periode tahunan
yang dikelompokan dalam
periode bulanan.
Dengan telah diketahui
data Rencana Produksi
tersebut, artinya telah selesai
pula proses sistem perencanan
produksi tersebut. Yang
selanjutnya menyimpan dan
merubah format data tersebut.
Awal data Rencana Produksi
tersebut merupakan sistem,
sedangkan hasilnya akan
dirubah dalam bentuk data teks
yang memiliki format dokumen
(.doc). Dalam hal ini
dibutuhkan aplikasi tambahan
yang dapat digunakan dalam
mengolah data teks, yaitu Ms
Word.
Gambar 4.2. Perancangan Rencana Produksi.
54
Pada perancangan diatas, terdapat beberapa kotak teks yang memiliki fungsi sebagai media dalam menampilkan hasil perhitungan. Data-data tersebut akan dimunculkan secara otomatis oleh sistem aplikasi. Pada bagian bawah tampilan tersebut terdapat 1 (satu) tombol yang memiliki fungus sebagai penutup dari tampilan tersebut, tombol tersebut diberinama tombol Keluar.
5. KESIMPULAN
Dalam memenuhi kebutuhan pasar akan suatu produk, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu, mengefektifkan dan mengefisiensikan semua sumber daya yang ada untuk selanjutnya dijadikan sebagai modal dasar dalam
memenuhi kebutuhan yang beragam tersebut Dari hasil pembahasan dan pengembangan Simulasi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Perusahaan Manufaktur ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Simulasi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Perusahaan Manufaktur lebih dapat meningkatkan keefektifan dan keefisiensian dalam menentukan jumlah produksi pada periode tahun berikutnya, dengan memperhatikan data-data pada periode sebelumnya.
2. Simulasi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Perusahaan Manufaktur yang telah dibuat lebih interaktif, dan telah terkomputerisasi sehingga lebih mudah dan cepat dalam mengolah dan menghasilkan suatu informasi.
3. Dengan adanya perancangan Simulasi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Perusahaan Manufaktur ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses produksi, sehingga target-target dalam memenuhi kebutuhan pasar lebih baik.
4. Pada Simulasi Perencanaan Produksi, pada nilai hasil peramalan akan bernilai handal jika, nilai pembagian antara RSFE (Running Sum of the Forecast Error) dengan nilai MAD (Mean Absolute Error) lebih kecil atau sama dengan, nilai periode dalam melakukan perhitungan Peramalan Permintaan. Artinya jika nilai yang dihasilkan tidak melebihi dari nilai periode maka nilai peramalan terdapat didalam pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2000. Pemrogrman Visual Basic 6.0. Andi Offset. Yogyakarta.
Azhar Susanto,2000. Sistem Informasi Manajemen.
Balai Pustaka, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Gaspensz, Dr. Vincent. D. Sc. CIQA, CFPIM. 2001. Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekatan sistem terintegrasi MRP II & JIT menuju manufacturing 21, PT. Gramedia. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Herlambang, Soendoro. Tanuwijaya, Haryanto. 2005. Sistem Informasi; Konsep, Teknologi &
54
Manajemen.Graha Ilmu. Yogyakarta.
J. Kakiay, Thomas. 2004. Pengantar Sistem Simulasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Jogiyanto HM, 1999. Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Andi Yogjakarta. Yogyakarta.
Maulana, Agus. 1996. Sistem Akuntansi Dan Informasi, Salemba Empat.Jakarta.
Sudarsono, Drs. J. 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Thabrana, Ir. Suryanto. 2003. Buku Latihan : Aplikasi akuntansi dengan Visual Basic 6.0. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Referensi: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=24&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwisosb-msLJAhWQC44KHWhWDHM4FBAWCDcwAw&url=http%3A%2F%2Fjamika.mi.unikom.ac.id%2Fjurnal%2Fsimulasi-sistem-perencanaan.1p%2Fjurnal-citra-noviyasari.pdf&usg=AFQjCNFu4mpusODgL2Od-wEuFwrV1bU5yA&bvm=bv.108538919,d.c2E

Selasa, 27 Oktober 2015

METODOLOGI PENULISAN

  BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang 
      Latar Belakang adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini, peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai alasan mengapa memilih judul tersebut, maka seorang peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada pelaksanaannya.
Latar belakang Masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti. Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman jumlah latar belakang masalah ?. Jawabannya yaitu proporsional, tergantung jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau laporan penelitian. Perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih banyak dari bab-bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.
Jadi sebelum menentukan judul penelitian, maka seorang peneliti diwajibkan untuk menemukan suatu masalah. Masalah tersebut kemudian dijadikannya sebagai latar belakang diangkatnya sebuah judul yang nantinya akan diteliti oleh peneliti. sekian dari informasi ahli mengenai pengertian latar belakang masalah, semoga tulisan informasi ahli mengenai pengertian latar belakang masalah dapat bermanfaat.
 
1.2   Perumusan Masalah
       Pengertian Rumusan Masalah Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.
 Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).


1.3 Pembatasan Masalah

     Pengertian Pembatasan Masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.
Pemilihan batasan masalah yang hendak diteliti haruslah didasarkan pada alasan yang tepat, baik itu alasan teoritis maupun alasan praktis. Alasan tersebut boleh saja bersifat projektif atau berorientasi ke masa depan. Dengan alasan yang tepat tersebut, tujuan penelitian dapat dirumuskan dengan tepat juga.
Pembatasan masalah ini menyebabkan fokus masalah menjadi semakin jelas, sehingga masalah penelitiannya dapat dibuat dengan jelas juga. Sampai sejauh mana masalah penelitian itu dibatasi ditentukan oleh peneliti sendiri, pembimbing atau konsultan penelitian dan pesan sponsor. Dalam praktiknya, batasan masalah penelitian sebagai besar ditentukan oleh penelitinya sendiri.
Sebelum menentukan batasan masalah, peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Masalah yang dibatasi hendaklah masih dalam kemampuan peneliti.
2. Masalah yang dibatasi hendaklah dapat diuji berdasarkan data-data yang mudah diperoleh di lapangan.
3. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup penting untuk diselidiki.
4. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup menarik minat peneliti.


1.4         Tujuan Penulisan
 
Menurut M. Atar Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: a) untuk menceritakan sesuatu, b) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, c) untuk menjelaskan sesuatu, d) untuk meyakinkan, dan e) untuk merangkum.

Sedangkan menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 6) tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur.
Dari pendapat tersebut dapat diuraikan tujuan dari menulis yaitu:



1.      Untuk memberikan informasi Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.



2.      Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.



3.      Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.



4.      Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.


1.5  Sistematika Penulisan         
     Sistematika penulisan merupakan sebuah metode atau tata cara yang digunakan dalam penyusunan sebuah penulisan laporan agar menjadi lebih sistematis. Sistematika penulisan terdiri atas bagian bab penulisan yang berfungsi sebagai sarana penyampaian sebuah materi dalam laporan.

BAB II Landasan Teori 

2.1  Landasan Teori
 
        Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52).
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52).
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2010:52).
Sitirahayu Haditono, 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark 1963 membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris


BAB III METODE PENELITIAN 
 
BAB III : METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis yang dimaksud disini adalah metode kualitatif itu sendiri, desain penelitian adalah sedangkan alasan menggunakan metode adalah argumen peneliti untuk memberikan penjelasan kenapa memilih metode kualitatif dan alasan itu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan  
  Pembahasan Data adalah proses mereduksi data berdasarkan pada teori untuk kemudian dikaitkan dengan hasil temuan pada waktu penelitian dilaksanakan. Teori Hasil Penelitian adalah teori baru yang didapatkan ketika peneliti melakukan penelitian.

BAB V : PENUTUP
  • Simpulan adalah benang merah terakhir yang menjadi inti penelitian yang merupakan ringkasan dari keseluruhan pembahasan laporan penelitian.
  • Saran  adalah ungkapan / rekomendasi peneliti terhadap hasil penelitiannya baik kepada instansi atau masyarakat tempat di melakukan penelitian.

Referensi: 
- Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.
- Pariata Westra (1981 : 263 ), Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) 
-Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 6), M. Atar Semi (2007: 14)
- (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52). (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2010:52).
- Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise 
- Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogjakarta: Andi 
- Winkel, WS & Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi.