Jumat, 28 November 2014

Pemuda dan sosialisasi



 Pemuda Dan Sosialisasi

·         MASA REMAJA
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak – anak dengan masa dewasa. Pada masa ini psikologis anak sangat problematis karena memungkinkan mereka berada pada masa anomi yaitu masa tanpa norma dan hukum. Jadi sering ditemukan perilaku menyimpang pada masa ini. Hal ini terjadi karena perbedaan antara norma dalam keluarga dengan norma di luar lingkungan keluarga. Remaja dalam keadaan seperti ini akan mencari pegangan norma lain agar dapat menghilangkan kebingungan itu. Dalam keadaan bimbang seperti ini, remaja biasanya akan mencari semua informasi tanpa seleksi teerlebih dahulu sehingga remaja sangat mudah dipengaruhi terutama oleh media massa. Menurut Enoch Markum, berpendapat agar orang dewasa tidak menganggap setiap youth culture adalah counter culture dan remaja harus diberikan kesempatan berkembangan dan berpendapat. Enoch menawarkan 2 jalan keluar yaitu mengaktifkan fungsi keluarga dan kembali pada pendidikan agama.
·         PEMUDA
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Proses kehidupan yang dialami oleh pemuda  di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat akan membawa pengaruh yang besar pula dalam menentukan sikap untuk dapat hidup di masyarakat.  Proses itu dinamakan dengan sosialisasi. Jika sosialisasi berjalan dengan baik maka akan menghasilkan pemuda yang berkualitas. Pemuda adalah makhluk sosial , yaitu tidak dapat hidup sendiri dan harus menyesuaikan dengan norma yang ada agar pemuda dapat mengatur kebebasan mereka(tidak bebas sebebas-bebasnya). Sehingga dengan begitu dapat menghasilkan pemuda berkualitas dan bertanggung jawab. Contoh sosialisasi yang baik adalah dalam dunia pendidikan. Jadi keragaman pemuda Indonesia sangat ditentukan oleh pendidikan. Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda dibedakan menjadi:
-          Masa bayi ( 0 – 1 tahun)
-          Masa anak (1 – 12 tahun)
-          Masa Puber  (12 – 15 tahun)
-          Masa Pemuda (15 – 21 tahun)
-          Masa dewasa (21 tahun keatas)
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya
1.      Golongan anak : 0 – 12 tahun
2.      Golongan remaja : 13 – 18 tahun
3.      Golongan dewasa : 18-21 tahun keatas (telah memiliki kematangan pribadi dan boleh bekerja)
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun. Mereka merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi 2:
1.     Berdasar pada usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada kategori ini pemuda dapat dibedakanmenjadi
a.       Pemuda  pembangkit  adalah pemuda yang membuka kejelasan dari suatu masalah sosial sehingga masalah itu menjadi lebih dimengerti masyarakat. Jadi secara tidak langsung mengubah struktur masyarakat ke arah yang lebih baik.
b.      Pemuda nakal adalah pemuda yang tidak membawa perubahan terhadap masyarakat karena mereka hanya memanfaatkan masyarakat untuk keuntungan diri mereka sendiri. Mereka hanya menjadi beban dalam masyarakat.
c.        Pemuda radikal adalah pemuda yang ingin mengubah masyarakat dengan cara kekerasan
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi, jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang  membingungkan dirinya sendiri.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1.      Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2.       Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
·          PERAN MEDIA MASSA
Seperti yang dikatakan tadi bahwa dalam masa remaja, remaja akan cenderung melahap semua informasi sesuai keinginan mereka. Oleh karena itu, remaja harus dibekali dengan keterampilan berinformasi seperti dalam kemampuan memilih menemukan, memilih, menggunakan, dan mengevaluasi informasi. Keterampilan ini sebaiknya diberikan pada pendidikan di sekolah. Di samping itu orang tua harus membimbing anak mereka dalam mengkonsumsi media massa. Jadi media massa diharapkan untuk memberikan informasi yang terpercaya, mendidik, dan mengandung nilai kemanusiaan agar dapat menuntun remaja ke arah yang lebih baik. Peranan media sangat penting bagi remaja untuk bersosialisasi kepada khalayak luas, contohnya mengabarkan kabar penting, berjualan dan lain-lain.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar